Oleh: Mujang Kurnia (Dem. Kooreg
FoSSEI Banten 2014/2015)
Saya awali dengan sebuah kalimat
yang ingin saya buktikan kebenarannya, berikut “jika engkau ingin mengetahui yang sebenarnya sifat kawan atau sahabat
mu, ajak ia bepergian jauh, baik naik gunung atau sekedar berjalan kaki untuk
menempuh jarak yang menantang”.
Pada seharian penuh kemarin (Ahad,
09/08) beberapa pengurus dan kader KSEI di FoSSEI Banten telah melaksanakan
adventure atau field trip menelusuri kampung Baduy setelah tiga hari sebelumnya
melaksanakan Mureg FoSSEI Banten Tahun 2015 di Mesjid Raya Al Bantany.
Perjalanan ini cukup melelahkan,
tetapi juga sangat mengesankan terlebih banyak hal baik yang dilalui selama
perjalanan. Mulai dari sejak berangkat sampai dengan kembali lagi ketempat
semula Alhamdulillah semua dalam keadaan utuh sehat walafiat. Semoga setelahnya
semakin lebih sehat dan lebih bugar lagi karena sepanjang perjalanan yang
dilalui merupakan rihlah atau olahraga dengan berjalan kaki, juga menikmati suasana
alam yang menyejukan serta penuh keindahan.
Pada kesempatan ini saya ingin
mengambil beberapa pelajaran yang ingin saya bagikan kepada kawan-kawan,
terutama yang turut serta hadir dalam perjalanannya. Berikut diantara
pelajarannya; (silahkan ditambahkan bagi yang bersedia)
Pertama, dengan
perjalanan ini semoga kita semakin kuat dan tangguh karena kita telah menguji
diri kita untuk mampu melewati perjalanan yang cukup jauh, naik turun bukit
dengan terus berjalan kaki.
Kedua, jalan kaki
merupakan bagian dari olahraga, dan olahraga adalah bagian dari menjaga
kesehatan tubuh, maka tidak ada kesalahan bagi kita untuk melakukan olahraga
atau jalan kaki agar memiliki tubuh yang sehat sehingga kita dapat beribadah kepada
Allah dengan sikap yang sempurna yakni tubuh yang sehat.
Ketiga, sepanjang jalan
yang kita lalui adalah alam semesta dengan keindahan lingkungannya. Semoga dengan
kita melintasinya semakin tumbuh rasa cinta kita terhdap alam dan lingkungan. Yang
mana ketika kita mencinta alam kita harus sadar siapa penciptanya, maka semoga
kecintaan kita terhadap Sang Pencipta Allahu Rabbi semakin besar dan membumi.
Keempat, sungguh dalam
perjalanan yang jauh dan cukup menantang ini dapat kita jadikan sebaagai sarana
untuk menguatkan ikatan kekeluargaan kita, sebagai contoh dapat kita lihat dan
rasakan ketika salah satu diantara kita kehausan, dengan tulus sebagian
diantaranya memberikan air, atau ada yang bebannya keberatan maka sebagian
mengulurkan tangannya untuk meringankan, sekalipun tanpa ada ucapan terimakasih
karena memang begitulah persaudaraan yang sejati, tulus tanpa berharap apapun
bahkan sekedar ucapan terimakasih pun tidak diharapkannya dan tidak menghentikannya
untuk terus berbuat baik kepada saudaranya.
Kelima, sebuah pelajaran
berharga lainnya adalah kita dapat mengenal sikap dan kepribadian saudara kita
sendiri, untuk apa hal ini penting bagi kita, adalah untuk kita mampu
menyesuaikan sikap terbaik untuk memahami dan mengerti saudara kita sendiri. Dapat
kita lihat dan saksikan, ada yang memiliki semangat yang bergelora tinggi
sehingga ia terus melaju meskipun hanya seorang diri, ada yang terus memberikan
semangat kepada saudaranya meskipun dia sendiri sudah kelelahan dan hampir habis
tenaganya, ada juga yang berjalan tenang sembari menikmati suasanananya, ada yang
sebentar-sebentar berhenti lalu mengeluhkan perjalanannya, ada yang terus
berjalan santai tanpa memepedulikan lingkungan juga saudara-saudranya, juga ada
banyak lagi yang lain-lainnya yang bisa dicermati dan diperhatikan sebagai
kepedulian kita terhadap saudara kita, sehingga ketika kita sudah mengetahui
dan mengenalnya, kita dapat memutuskan kebijakan dan menetukan cara terbaik untuk
memahami, mengerti dan menghadapi saudara kita dengan sifat yang dimilikinya tersebut.
Waallahu ‘alam…
0 Komentar