Oleh; Mujang Kurnia
Istilah ini baru pertama kali rasanya saya gunakan di publik, berkaitan dengan kondisi perekonomian di tanah air kita tercinta.
Jika berbicara persoalan ini, terutama berkaitan dengan perekonomian dan lebih khususnya tentang melemahnya rupiah, secara peribadi, untuk saat ini jujur saya tidak bisa apa2, terlebih kapasitas saya yang bukan siapa-siapa.
Saya pun selalu bertanya pada diri sendiri, apa yang bisa saya lakukan? (minimal ini adalah bentuk kegelisahan dalam hati)...
Jika berbicara persoalan ini, terutama berkaitan dengan perekonomian dan lebih khususnya tentang melemahnya rupiah, secara peribadi, untuk saat ini jujur saya tidak bisa apa2, terlebih kapasitas saya yang bukan siapa-siapa.
Saya pun selalu bertanya pada diri sendiri, apa yang bisa saya lakukan? (minimal ini adalah bentuk kegelisahan dalam hati)...
Saat ini, barangkali tidak sedikit masyarakat sudah muak dengan kebijakan produk kapitalis yang banyak merugikan masyarakat, rasanya tepat untuk kita kembali dan secara benar menerapkan Sistem Ekonomi Islam di negeri yang ngejumel/numpuk (istilah kerennya mah mayoritas) umat muslim. Barangkali dengan begitu, akan terwujud peradaban yang lebih baik tentunya.
Tetapi semua itu butuh proses, butus semangat, kesabaran, ketangguhan dan butuh segalanaya...
Terutama, butuh sebuah gerakan politik ekonomi islam, karena tidak bisa dihindari bahwa, gerakan ekonomi islam sangat butuh gerakan politik...
Tetapi semua itu butuh proses, butus semangat, kesabaran, ketangguhan dan butuh segalanaya...
Terutama, butuh sebuah gerakan politik ekonomi islam, karena tidak bisa dihindari bahwa, gerakan ekonomi islam sangat butuh gerakan politik...
Berbicara hal demikian, kembali lagi pada kapasitas saya yang bukan siapa-siap, tetapi hati saya cukup merasa gelisah dengan kondisi ini, (karena jihad paling kecil bagi orang yang beriman adalah merasa gelisah dalam hatinya ketika tidak bisa berbuata apa-apa saat kedzoliman melanda, semoga kita termasuk orang yang beriman)...
Tetapi mari kita cermati, jika memang gerakan ekonomi islam ini butuh gerakan politik, rasanya perlu kita untuk bersyukur dan panjatkan doa semoga ini dipermudah, karena saat ini, dalam pemerintahan Republik Indonesia (saya tidak akan menyebutkan siapa presidennya, karena beda pembahsan), kita memiliki pejabat-pejabat yang pro terhadap Ekonomi Islam baik di sisi Eksekutif maupun Legislatif, dan ini cukup besar untuk membangun kekuatan agar terwujud peradaban Ekonomi Islam dan menata dengan baik perekonomian Indonesia, dan saya rasa kapasitas mereka lebih mumpuni ketimbang saya yang bukan siapa-siapa...
Tetapi mari kita cermati, jika memang gerakan ekonomi islam ini butuh gerakan politik, rasanya perlu kita untuk bersyukur dan panjatkan doa semoga ini dipermudah, karena saat ini, dalam pemerintahan Republik Indonesia (saya tidak akan menyebutkan siapa presidennya, karena beda pembahsan), kita memiliki pejabat-pejabat yang pro terhadap Ekonomi Islam baik di sisi Eksekutif maupun Legislatif, dan ini cukup besar untuk membangun kekuatan agar terwujud peradaban Ekonomi Islam dan menata dengan baik perekonomian Indonesia, dan saya rasa kapasitas mereka lebih mumpuni ketimbang saya yang bukan siapa-siapa...
Siapakah mereka?
Di Legislatif, barangkali kita pernah mendengar pada saat kampanye ada yang berjanji untuk majukan Ekonomi Islam dan saat ini mereka sebagai koalisi yang memimpin parlemen.
Di Eksekutif, terdapat para pejabat yang strategis yang pro Ekonomi Islam, diantaranya:
Pertama; Menteri Keuangan RI, Bpk Bambang Brojonegoro, yang juga sebagai pimpinan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
Kedua; Gubernur Bank Indonesia, Bpk Agus DW Martowardojo, yang juga sebagai Islamic Financial Services Board (IFSB).
Ketiga; Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bpk Muliaman D Hadad, yang menjabat juga sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah.
Di Legislatif, barangkali kita pernah mendengar pada saat kampanye ada yang berjanji untuk majukan Ekonomi Islam dan saat ini mereka sebagai koalisi yang memimpin parlemen.
Di Eksekutif, terdapat para pejabat yang strategis yang pro Ekonomi Islam, diantaranya:
Pertama; Menteri Keuangan RI, Bpk Bambang Brojonegoro, yang juga sebagai pimpinan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
Kedua; Gubernur Bank Indonesia, Bpk Agus DW Martowardojo, yang juga sebagai Islamic Financial Services Board (IFSB).
Ketiga; Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bpk Muliaman D Hadad, yang menjabat juga sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah.
Dan lagi, saya rasa kapasitas mereka jauh lebih mumpuni, sebagai pejabat-pejabat Ekonomi Islam terbaik yang pernah ada di Indonesia, ketimbang saya yang belum siapa-siapa, melainkan hanya pemilik hati yang tengah gundah gulana akan kondisi negerinya tercinta Indonesia.
Maka, barangkali saat inilah secara politik kita berharapa Indonesia bisa mempercepat terwujudnya kebijakan publik yang Islami dan mampu mensejahterakan Masyarakat.
Maka, barangkali saat inilah secara politik kita berharapa Indonesia bisa mempercepat terwujudnya kebijakan publik yang Islami dan mampu mensejahterakan Masyarakat.
Da Aku Mah Apa Atuh...
0 Komentar