Membangun Kampus Tugas Siapa?


Oleh: Mujang Kurnia
Disampaiakan pada Diskusi mahasiswa yang diselenggarakan oleh Dewan Mahasiswa IAIN Sultan maulana Hasanuddin Banten, pada hari Jum’at tanggal 21 Maret 2014 di Parkiran Ilmiah pukul 13.30 sampai dengan selesai. Pada waktu itu setelah acara dibuka dan diawali oleh Presiden Mahasiswa Sahabat Deden Mashudi, saya diberikan kesempatan pertama untuk menjadi pembicara atas nama Gubernur Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Karena semua yang hadir pada diskusi tersbut diberikan kesempatan untuk menjadi pembicara sebagai sarana penyampaian berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungan kampus IAIN “Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mulai dari SEMA Institut, SEMA Fakultas, DEMA Institut, DEMA Fakultas, Perwakilan UKM, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan yang sisebut sebagai Keluar Besar Mahasiswa (KBM) IAIN “Sultan Maulana Hasanuddin” Banten.
Secara pribadi, saya sangat mengapresiasi acara ini, sebagai kajian bersama dan perekat silaturrahim antar Keluarga Besar Mahasiswa IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, akan tetapi disayangkan yang hadir hanya beberapa perwakilan saja, padahala jika berbicara tugas siapa membangun kampus, adalah tugas kita bersama dan artinya pembicaraan ini harus diikuti oleh banyak mahasiswa dan elmen yang berkewajiban, atau paling minimalnya adalah 50% saja dari mereka yang mengemban pembangunan kampus ini.
Kenapa harus demikian? Karena jika kita berbicara tugas siapa membangun kampus yang begitu luas dan banyak sekali bagian-bagiannya, tidak bisa kita bicarakan hanya dengan beberapa orang saja, terlebih hanya satu pihak yaitu mahasiswa, sedangkan dalam pembanguna  ini kita membutuhkan kesingkronan/keserasiaan/kebersamaan dalam bekerja antara Lembaga yang terdiri dari Pimpina Kampus (para pejabat kampus), dosen, karyawan, dan civitas akademika dengan Mahasiswa.
Karena membangun kampus ini tidak akan pernah bisa jika hanya dengan satu rektor, satu dosen, satu karyawan, atau satu ketua DEMA, satu ketua UKM, satu ketua HMJ, seklai lagi tidak bisa. Melainkan  kita semuanya harus bergerak bersama-sama memebangun kampus ini. Mulai dari pimpinan kampus, dosen, karyawan, ketua DEMA, Ketua UKM, Ketua HMJ dan mahasiswa semuanya yang terdaftar namanya dikampus ini.
Jadi, semua orang yang tercatat namanya dikampus ini, mulai dari atas (pejabat, dosen, karyawan, red), sampai dengan  bawah (mahasiswa, baik yang sudah lulus masih kuliah bahkan yang baru daftar masuk) adalah berkewajiban dan mengemban amanah untuk membangun kampus ini.
Dalam membangun kampus ini tidak hanya sekedar kemajuan dibidang prasarana, melainkan nama baik juga termasuk bagian dari membangun kampus, maka sekalipun mahsiswa yang tadi saya sebutkan sudah lulus pun adalah masih memiliki kewajiban untuk membangun kampus dengan selalu menjaga nama baik ketika mengabdi pada masyarakat.
Tetapi sekali lagi, saya sangat mengapresiasi inisiasi ini, setidaknya dari sebagian orang ini lah akan menjadi penyambung atau paling minimall penghimpun ide-ide yang bias dipublis dan disebarluaskan bagaimana dan harus seperti apa kita membangun kampus. Dan inilah beberapa hal yang harus kita lakukan sebagai langkah kecil dalam membangun kampus.
1.      Bangun Kesadaran
Dalam hal membangun kampus atau sesuatu apapun, tentunya hal utama yang harus dimiliki oleh siapapun yang terlibat dalam persoalan tersebut adalah adalah kesadaran terhadap sesuatu tersebut. Karena bagaimana mungkin kita dikatakan mampu dan bisa ketika kita saja tidak sadar kalau sesungguhnya kita mampu dan bisa. Maka sangat penting bagi kita untuk memiliki kesadaran penuh terhadap Sesutu yang sedang ingin kita hadapai, baik berupa persoalan, masalah atau pun hal-hal yang harus kita bangun dan perbaiki.
Begiitupun halnya dalam membangun kampus, hal utama yang harus kita miliki adalah kesadran diri kita terhadap kondisi dan situasi kampus. Bagaimana kita mau membangun dan melakukan perubahan dan perbaikan kalu kita nya ternyata tidak sadar bahwa kampus ini harus dibangun dan diperbaiki, maka yang ada, kita kebingungan dari mana akan membangun dan memperbaikinya.
Oleh karena aitu, kita bukan hanya sekedar memiliki kesadaran, lebih tegasnya lagi kita harus membangun kesadaran diri kita terhadap sebuah kampus ataupun lingkungan lainya dengan senantiasa membuka segala wawasan dan panca indra kita terhadap persoalan yang tengah terjadi dan harus kita selesaikan.
Jika kita tidak pernah membuka mata hati dan kesadran kita terhadap persoalan yang terjadi sekecil apapun, maka dapat diputuskan kita tidak akan pernah bisa berbuat apa-apa, sekalipun berbuat mungkin akan salah dan tidak tepat sasaran.
2.      Bertanggungjawab
Setelah memiliki dan membangun kesadaran pada diri kita masing-masing, bahwa tugas kita terhadapa segala persoalan yang terjadi adalah sebuah kewajiban, maka tindakan selanjutnya yang harus kita laukan adalah bertangungjawab terhadap yang kita saksikan dan yang kita lihat tersebut. Jika yang kita lihat adalah sebuah perbaikan, maka tugas kita bagaimana bisa mengawal dan menjaganya agar selalu baik dan meningkat kannya padayang  lebih baik lagi. Jika yang kita lihat sebaliknya, yakni sebuah keburukan dan itu harus diperbaiki, maka tugas kita untuk menjadikannya baik dengan memulai dari hal terkecil, dari diri sendiri dan dari saat ketika kita melihatnya harus diperbaiki.
3.      Ikhlas
Selanjutnya adalah ikhlas, kita harus memilki jiwa yang tulus ketika kesadaran sudah ada pada diri kita, kita harus melakukannya dengan tulus ketika tanggungjawab itu hadir untuk kita memperbaikinya.
Keikhlasa ini yang sering menjadi factor utama berhasil atau tidaknnya kita dalam membangun sebuah perbaikan. Kita akan melakukannya semata-mata demi perbaikan buka kepentingan golongan atau pencitraan ketika keikhlasan tertanam dalam diri kita. Kita akan melaksanakan tanggungjawab kita secara sungguh-sungguh ketika keikhlasan yang tertanam dalam setiap yang kita kerjakan. Karena ikhlas dalam berbuat dan melaukan sesuatu adalah ketika kita terus berbuat dalam perbaikan dengan tanpa pamrih dan mengharapkan balasan, kecuali pahala dari Tuhan.
Dalam melakukan sesuatu yang disertai keikhlasan, kita akan siap dan sanggup melaukan apapaun, semata-mata untuk perbaikan bersama, kita akan rela ketika dipinta pertolongan oleh siapapun, kita akan siapa membantu siapapun, kita akan bersedia melaksanakannya dengan siapapun adalah sebuh kinerja ikhlas perbaikan.
Begitulah kurang lebih yang harus kita lakukan dalam membangun dan menciptakan perbaikan dikampus, jika ditanya tugas siapa membangun kampus, maka jawabnya adalah tugas kita bersama dengan membangun kesaran terhadap persoalan yang terjadi dan Nampak dihadapan kita, dan tangungungjawab kita untuk melakukan perbaikannya dengan ketulusan kita semata dengan terus memperjunagakannya.

1 Komentar